Notification

×

Iklan

Iklan

Data Tak Bisa Dipulihkan Akibat Peretasan, Kominfo Sebut Data Masih Aman

Kamis, 27 Juni 2024 | 19:00 WIB Last Updated 2024-07-07T11:00:11Z


Ilustrasi Sistem Hacker/sumber img ; https://www.shutterstock.com/image-photo/system-hacked-alert-after-cyber-attack-2304421743




Jakarta, Tadong.com - Herlan Wijarnako selaku Direktur Network dan IT Solution Telkom, menyampaikan bahwa  data hasil peretasan Ransoware tidak bisa dipulihkan, tetapi Kementrian Kominfo juga memastikan bahwa data tersebut tetap aman.

 

 


Herlan menyebutkan saat ini pemerintah terus mengupayakan untuk berkomunikasi dengan tenant berhubungan dengan kemungkinan dilakukan pemulihan data (recovery) dan Telkom juga akui, mereka terus bekerja dalam mengaktifkan kembali layanan berbasis digital dari instansi yang bersangkutan agar terselamatkan melalui medium  temporer. 




terus terang data yang sudah terkena serangan ransom ini sudah nggak bisa kita recovery data-datanya, jadi kita menggunakan sumber daya yang masih kita miliki” ujar Herlan, pada kamis (27/6/2024).

 



“Hasilnya ada beberapah tenant yang tidak memiliki back up, terus juga ada beberpah yang ada, ada beberapah yang tidak aktif, dan ada beberapah yang belum diverifikasi” ucapnya. Dan jika data instansi tidak memiliki back up “akan merintis atau memulai  ulang, kita siapkan environment baru sebagai pengganti PDNS 2 yang sudah dikunci”.

 

 


Disisi lain, Usman kansong (Direktur Jendral Infromasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo) menuturkan data yang terlanjur simpan di PDNS telah diamankan setelah pemerintah tahu adanya peretasan yang terjadi serta percobaan akses masuk.

 



Usai peretasan yang terjadi di hari Kamis minggu yang lalu,  Usman juga mengakui belum akan melakukan upaya apapun terkait data-data tersebut serta sebanyak 44 data dalam proses pemulihan karena ada beberapah data back up yang dimiliki instansi bersangkutan dan sisanya masih terus dimonitor oleh Kominfo.

 

 


Pratama Persadha (Ketua Communication and Information System Security Research Center) menyampaikan bahwa, kasus peretasan pusat yang terjadi menggambarkan pengelolaan server yang dijalankan selama ini oleh pemerintah tidak berjalan baik.

 

 


Salah satu dari ICSF (Indonesia Cyber Security Forum)  yaitu Adi Sutedja menambahkan bahwa insiden yang terjadi bukan mendadak terjadi, melainkan aksi ini yang terjadi ini awalnya mulai dari penyusupan dan tidak diketahui oleh pemilik server. Ia juga menuturkan pusat data merupakan tempat penampungan data-data penting. Diera digital saat ini pusat data adalah ‘Tambang Emas’.


×
Berita Terbaru Update