Ilustrasi Sistem Hacker/sumber img ; https://www.shutterstock.com/image-photo/system-hacked-alert-after-cyber-attack-2304421743 |
Jakarta, Tadong.com - Herlan Wijarnako selaku Direktur Network
dan IT Solution Telkom, menyampaikan bahwa
data hasil peretasan Ransoware tidak bisa dipulihkan, tetapi Kementrian
Kominfo juga memastikan bahwa data tersebut tetap aman.
Herlan menyebutkan saat ini pemerintah terus mengupayakan untuk berkomunikasi dengan tenant berhubungan dengan kemungkinan dilakukan pemulihan data (recovery) dan Telkom juga akui, mereka terus bekerja dalam mengaktifkan kembali layanan berbasis digital dari instansi yang bersangkutan agar terselamatkan melalui medium temporer.
“terus terang
data yang sudah terkena serangan ransom ini sudah nggak bisa kita recovery
data-datanya, jadi kita menggunakan sumber daya yang masih kita miliki” ujar Herlan,
pada kamis (27/6/2024).
“Hasilnya ada beberapah tenant yang tidak
memiliki back up, terus juga ada beberpah yang ada, ada beberapah yang tidak aktif,
dan ada beberapah yang belum diverifikasi” ucapnya. Dan jika data instansi
tidak memiliki back up “akan merintis atau memulai ulang, kita siapkan environment baru sebagai
pengganti PDNS 2 yang sudah dikunci”.
Disisi lain, Usman kansong (Direktur
Jendral Infromasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo) menuturkan data
yang terlanjur simpan di PDNS telah diamankan setelah pemerintah tahu adanya peretasan
yang terjadi serta percobaan akses masuk.
Usai peretasan yang terjadi di hari Kamis
minggu yang lalu, Usman juga mengakui
belum akan melakukan upaya apapun terkait data-data tersebut serta sebanyak 44 data dalam proses
pemulihan karena ada beberapah data back up yang dimiliki instansi bersangkutan
dan sisanya masih terus dimonitor oleh Kominfo.
Pratama Persadha (Ketua Communication and
Information System Security Research Center) menyampaikan bahwa, kasus peretasan
pusat yang terjadi menggambarkan pengelolaan server yang dijalankan selama ini
oleh pemerintah tidak berjalan baik.
Salah satu dari ICSF (Indonesia Cyber
Security Forum) yaitu Adi Sutedja menambahkan
bahwa insiden yang terjadi bukan mendadak terjadi, melainkan aksi ini yang
terjadi ini awalnya mulai dari penyusupan dan tidak diketahui oleh pemilik
server. Ia juga menuturkan pusat data merupakan tempat penampungan data-data penting.
Diera digital saat ini pusat data adalah ‘Tambang Emas’.