Ilustrasi Hacker - sumber img;https://www.shutterstock.com/image-photo/lock-fingerprint-hologram-scanner-concept-data-2443049453 |
Melihat kejadian ini sangat disayangkan
sekali, banyak data-data yang telah dicuri oleh Brain Cipher dibocorkan sampai
ke dark web. Dan tentu data-data tersebut bisa saja disalahgunakan oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab dan merugikan orang-orang selaku pemilik data.
Tetapi kita juga dikagetkan dengan informasi, bahwa Brain Cipher sebagai dalang
kejahatan tersebut akan memberikan kunci data yang telah diretas. Mereka
menyebutkan akan memberikan key atau kunci untuk membuka enskripsi data secara gratis
atau Cuma-Cuma.
Informasi tersebut didapat dari forum
dark web dan diunggah oleh akun X milik @stealthmole_int yang merupakan akun media social milik perusahan kemanan siber
yang berasal dari Singapura. Isi yang ada dalam postingan akun X tersebut,
bahwa para peretas Pusat Data Nasional Sementara (PDNS 2) kemungkinan hari Rabu
besok, mereka akan memberikan kunci atau key enkripsinya secara cuma-Cuma. Dan mereka
memberikan nasehat sekaligus peringatan tentang pemerintah Indonesia sebaiknya
meningkatkan keamanan siber serta merekrut spesialis atau ahli dibidang keamanan
siber yang bisa diandalkan.
“Besok hari Rabu, akan berikan kunci enkripsi
secara gratis. Kami mengharapkan serangan kami memberikan pelajaran dan
penjelasan kepada kalian, agar perlu meningkatkan keamanan siber dan mendanainya hingga merekrut spesialis keamanan siber yang kompeten” ungkap Brain Cipher (pelaku
peretas) PDNS 2.
Dan juga Brain Cipher meminta maaf atas
kejadian tersebut kepada seluruh masyarakat Indonesia karena telah membuat kekwahatiran akibat ulahnya.
Brain Cipher mengatakan agar publik memahami keputusan ini secara independen
tanpa pengaruh pihak manapun dan juga serangan tersebut tidak ada kaitannya
dengan dunia politik.
Walaupun Brain cipher akan memberikan kunci
akses secara gratis, mereka juga menyatakan akan menyediahkan link open donasi secara
sukarela. Sebelumnya, para hacker meminta tebusan sebesar 131 miliar rupiah untuk
mendapatkan kunci atau key enkripsinya.
Pemerintahnya harus sadar, diera tekhnologi sekarang banyak sekali kejahatan berkaitan lemahnya syber security. Dan tentu kejadian kali ini memberikan pelajaran sekaligus menunjukkan bahwa keamaman Pusat Data Nasional itu bagaikan “emas”, dimana semua orang ingin mencuri dan memilikinya.**